Rahim Pengganti

Bab 183 "Kekecewaan Dhira"



Bab 183 "Kekecewaan Dhira"

0Bab 183     
0

Kekecewaan Dhira     

Hingga kedua bibir itu menempel dengan sangat sempurna hal tersebut benar benar membuat Dhira kaget gadis itu begitu sok dengan apa yang dilakukan oleh Arsen. Pria itu lalu menahan tengkuk Dhira membuat ciuman tersebut begitu intens Dhira yang berontak tidak terima dengan perlakuan absen hanya bisa pasrah ketika dengan sangat cepat dan menggigit bibir Dhira dan membuat wanita itu harus membuka mulutnya hal tersebut dimanfaatkan oleh Arsen untuk mempermudah hal yang dilakukannya.     

Dhira tidak suka diperlakukan seperti itu dia di situ terus memukul dada arsen hingga akhirnya ciuman mereka terlepas.     

Plak!!!     

Sebuah tamparan mengenai Arsen dengan air mata yang mengalir Dhira menatap dengan begitu tajam.     

"Aku benci kamu."     

Setelah mengatakan hal itu, Dhira lalu meninggalkan Arsen yang terdiam di tempatnya. air mata Dhira mengalir dengan sangat deras gadis itu berlari menuju kelasnya. Sungguh apa yang dilakukan Arsen tadi benar benar membuat Dhira terluka, perlakuaan Arsen sangat tidak oleh Dhira. Sedangkan Arsen terdiam di tempatnya, menatap ke arah Dhira yang sudah pergi menjauh dari tempat tersebut.     

"Sialan!!" umpat Arsen. Pria itu menyesal dengan apa yang dilakukan oleh diri nya, kepada Dhira tadi, Arsen lalu menyusul ke arah Dhira berlari sekuat tenaga, sesampainya di dalam kelas Arsen melihat Dhira sudah bergegas dengan membawa tas nya, "Ra," ucap Arsen.     

Tatapan mereka berdua bertemu, terlihat dengan sangat jelas Arsen begitu menyesali apa yang diri nya lakukan kepada Dhira tadi.     

"Ra, dengerin gue dulu. Gue jelasin semua nya," ucap Arsen mencoba untuk menyentuh tangan Dhira. Namun, ditepi oleh gadis itu. Tatapan mata Dhira terpancar sebuah kesedihan yang begitu mendalam dan hal itu membuat Arsen tidak sanggup menatapnya.     

"Maafin gue Ra, sungguh gue nggak maksud. Gue ngelakuin itu, supaya lo tahu kalau gue beneran sayang sama lo," ucap Arsen. Melihat Dhira seperti ini benar benar membuat Arsen tidak tenang. Pria itu lalu mencoba mendekati Dhira namun, selalu dihindari oleh gadis itu. "Stop aku nggak mau dekat dekat sama kamu," ucap Dhira. Setelah mengatakan hal itu Dhira segera pergi dari tempat tersebut, Dhira merasa bersalah dengan Gaby. Sungguh jika hal itu di lihat oleh kakaknya itu bagaimana, Dhira tidak mau hal buruk terjadi pada Gaby, diri nya belum siap jika harus dibenci oleh kedua orang tua nya.     

Arsen hanya terdiam, pria itu tidak lagi menyusul Dhira, diri nya yakin jika Dhira akan semakin marah jika dirinya terus saja mengejarnya, Arsen sungguh tidak sengaja melakukan hal itu, diri nya terbawa suasana sehingga bisa melakukan hal tersebut, namun, bukankah hal seperti itu wajar dilakukan bukankah hal seperti itu tidak masalah jika dua orang saling mencintai, ya Arsen tahu jika Dhira memiliki rasa yang sama namun, apa yang membuat Dhira tidak mau dekat dengannya pikir Arsen.     

"Apa karena Gaby? Atau Dhira hanya mencari alasan," gumam Arsen.     

***     

Sejak kejadian di taman belakang sekolah, hubungan Arsen dan Dhira semakin menjauh bahkan untuk latihan dalam penutupan acara sekolah pun, Dhira tidak mau hanya berdua dengan Arsen. Kejadian itu membuat Dhira takut, diri nya seperti melihat monster di dalam diri Arsen. Monster yang siap untuk memakannya, dan hal itu benar benar membuat Dhira tidak nyaman.     

Sedangkan Arsen yang melihat perubahan sikap Dhira yang begitu berlebih membuat pria itu semakin kesal, tembok tinggi di antara mereka semakin kokoh terbentang dengan sangat kuat.     

Ketiga teman mereka masing masing bisa merasakan sesuatu hal yang tidak baik di keduanya.     

"Aku yakin mereka berdua ada sesuatu yang sedang ditutupi. Coba deh, kalian lihat Arsen yang tidak biasa nya cuek noh malahan bersikap seperti itu, sama hal dengan Dhira."     

Mereka menyetujui apa yang diucapkan oleh Ayu, sejak tadi mereka semua mengawasi gerak gerik kedua manusia yang menahan rasa untuk hal yang tidak jelas.     

Hari ini semua orang berkumpul di sekolah hanya untuk menyiapkan acara puncak yang akan diadakan besok. Dhira sejak tadi hanya duduk diam tanpa banyak berkata apapun, gadis itu benar benar tidak mood beberapa hari ini apalagi sejak kejadian tersebut.     

"Ini yang harus kita lakukan," ujar Arsen secara tiba tiba. Dhira hanya membalas dengan anggukkan kepala nya, Dhira bisa merasakan perubahan sikap yang dilakukan oleh arsen. Hal itu membuat Dhira bisa bernafas dengan lega, Dhira tidak mau terlibat lebih jauh dengan pria tersebut dirinya harus benar benar menjaga jarak supaya Arsen dan juga Gaby bisa bersama. "Iya," jawab singkat Dhira.     

Mendengar jawaban singkat tersebut membuat arsen semakin kesal dengan apa yang dilakukan oleh Dhira. Pria itu lalu meninggalkan Dhira tanpa mengatakan apapun, sedangkan tidak hanya menatap sekilas kearah pintu di mana Arsen baru saja lewat.     

"Mungkin ini lebih baik," batin Dhira.     

Arsen berjalan menuju lapangan basket, pria itu tidak tahu harus berbuat seperti apa yang saat ini diri nya lakukan adalah berjalan berkeliling tanpa arah, Arsen lalu duduk di salah satu bangku penonton terdiam di sana. Memikirkan bagaimana cara nya, berbicara dengan Dhira kembali.     

"Aku boleh duduk di sini?" Mendengar hal itu membuat Arsen menoleh di mana seorang wanita berdiri di sana. Arsen hanya membalas dengan anggukkan kepala nya, "Aku nggak ganggu kamu, kan?" tanyanya.     

"Santai aja," jawab Arsen singkat.     

Kedua nya terdiam tidak ada ucapan yang terlontar dari kedua nya, hanya suara dari lapangan yang terdengar dengan sangat jelas.     

"Buat kamu," ujar gadis itu, Arsen bingung saat melihat kotak bekal berwarna biru itu ada di tangan sang gadis, "Buat aku, kenapa?" tanya Arsen.     

"Buat kamu, karena udah mau bantu aku kemarin. Aku nggak enak, kalau hanya mengucapkan terima kasih."     

Arsen tersenyum, sedang sang gadis yang melihat hal itu berusaha menahan rasa deg degan yang begitu parah, saat ini rasa nya gadis itu ingin berteriak dengan begitu kencang. Senyuman yang diberikan oleh, Arsen begitu menggoda dan berhasil membuat hasilnya meleleh.     

"Santai aja kali, tapi thanks ya. Oh ya, kamu kakak nya Dhira?" tanya Arsen.     

"Iya aku, Gaby kakak nya Dhira," balas Gaby dengan senyum bahagia. Tidak pernah menyangka jika, Gaby bisa berada di posisi saat ini bersama dengan laki laki yang menjadi mimpinya.     

Kedua nya lalu ngobrol bersama, Arsen sedikit melupakan kekesalan diri nya dengan Dhira akibat mendengar semua cerita Gaby. Dhira yang di dalam kelas sedikit tidak tenang dengan sikap Arsen, mencoba menyusul pria itu namun, ketika melihat Arsen yang sedang tertawa dengan Gaby membuat Dhira tersenyum tipis.     

"Semoga kakak bahagia selalu," ucap Dhira. Gadis itu lalu, pergi menjauh tidak mau mengganggu kedua orang tersebut, bagi Dhira kebahagian Gaby adalah hal yang paling utama.     

***     

Hari di mana acara puncak sekolah di mulai, Dhira saat ini sedang bersiap siap. Gadis itu memakai gaun berwarna tosca sesuai dengan warna yang juga di gunakan oleh Arsen. Sejak Dhira melihat Arsen dan juga Gaby duduk berdua di kursi penonton hubungan kedua nya semakin dekat, dan hal itu membuat Dhira bahagia.     

Gadis itu sangat pandai untuk menyembunyikan apa yang ada di dalam hatinya bahkan diri nya bisa seolah tidak terjadi apa apa, padahal dapat dilihat dengan jelas dari mata Dhira bahwa gadis itu bisa menutupi apa yang terjadi diri nya.     

Saat Dhira akan turun ke lantai bawah dirinya tidak sengaja melihat Gaby dan juga arsen yang akan pergi bersama, hal tersebut membuat Dhira hanya mampu terdiam di tempat nya dan menyaksikan mereka berdua tertawa bersama lalu pergi dari tempat tersebut tanpa memperhatikan keberadaan Dhira di dekat mereka.     

Setelah di pastikan kedua nya pergi, Dhira baru menuju ke tempat mereka tadi dan mulai bersiap namun, ketika Dhira melangkahkan kaki suara seseorang di belakang begitu mengejutkan nya.     

"Susah jadi orang dewasa ketika dia mengejar ngejar kita, kita nya sok jadi pahlawan. Padahal kita tersakiti, terus ketika dia sudah berpaling dan bersama dengan orang lain eh malah cemburu. Susah banget ngertiin perasaan perempuan yang begitu rondam," uajr Arka. Anak laki laki itu, sejak tadi memperhatikan bagaimana sang kakak menatap ke arah dua orang yang baru saja pergi, tatapan yang begitu tersirat membuat siapa saja yang ada di sana pasti tahu, apa maksud dari tatapan tersebut.     

Dhira tidak membalas ucapan yang dilontarkan oleh adik nya tersebut gadis itu lidah nya tiba tiba keluh tidak bisa membalas ucapan tersebut diraih mengerti, maksud dari Arka gadis itu sangat mengerti bahkan diri nya tahu bahwa adik nya itu sengaja mengatakan hal tersebut namun, kita tidak bisa egois seperti apa yang dikatakan oleh Arka banyak hal yang harus dipikirkan, karena saat ini ini banyak hati yang harus dijaga oleh Dhira.     

"Kak!!" panggil Arka. Dira yang akan segera pergi menghentikan langkah nya lalu menoleh ke arah Arka yang masih berdiri di tempatnya. Anak laki laki itu lalu mulai melangkahkan kakinya menuju kearah sang kakak, lalu tanpa banyak hal yang terjadi Arka langsung saja memeluk erat Dira. "Apapun yang kakak lakukan saat ini Arka akan selalu bangga untuk kakak, tapi please buat kakak juga bahagia bukan hanya untuk kebahagiaan orang lain," ucap Arka.     

Mendengar ucapan yang dilontarkan oleh sang adik membuat tubuh Dira bergetar dengan sangat kuat apa yang diucapkan oleh Arka benar benar menusuk hati nya adik nya itu sangat jarang untuk berbicara namun, ketika Arka sudah mengucapkan sesuatu maka diri nya berarti sudah lelah hanya menjadi penonton saja.     

"Sudah cukup selama ini kakak hanya membahagiakan orang lain sedangkan diri kakak sendiri terluka tersakiti dengan apa yang terjadi. Arka tahu apa yang kakak rasakan bahkan aku juga bisa merasakan hal itu jadi please Kakak harus bahagia sebelum kakak membahagiakan orang lain," lanjut Arka.     

Dhira hanya terdiam gadis itu tidak tahu harus mengungkapkan seperti apa saat ini yang dia tahu adalah bahwa masih ada orang lain yang begitu menyayanginya dipeluknya dengan erat sang adik. Kedua nya saling berpelukan tanpa mereka sadari jika ada sosok seorang wanita yang sejak tadi memperhatikan gerak gerik mereka. Wanita yang sudah melahirkan mereka berdua saat ini di depan pintu dapur Gina menatap ke arah anak anak nya air mata turun dengan begitu deras wanita itu tidak menyangka bahwa apa yang selama ini diungkapkan oleh sang suami ternyata benar bahwa diri nya tidak berlaku adil dengan kedua putri nya.     

"Maafkan … maafkan Buna nak, kamu jadi begitu menderita," ucap Gina.     

Setelah adegan peluk memeluk tersebut Dhira lalu berangkat dari rumah nya menuju ke sekolah sedangkan Arka masuk kedalam kamar nya. Anak laki laki itu terdiam ketika diri nya mendengar suara isakan tangis dari seseorang di arah dapur dengan perasaan yang begitu khawatir Arka lalu melangkahkan kaki nya menuju dapur. Seketika Arka terdiam ketika melihat sang Bunda berada di sana sedang duduk dengan air mata yang begitu mengalir, lalu Arka mulai mendekati sang Bunda dan memeluknya anak laki laki itu mengatakan dan bertanya kepada sang Bunda tentang apa yang terjadi.     

"Buna kenapa?" tanya Arka. Anak laki-laki itu begitu panik dengan keadaan sang Bunda Arka takut sesuatu hal terjadi kepada buna nya dan diri nya berusaha mengajak Gina untuk berbicara namun, masih saja Gina bungkam ibu nya itu masih terisak dengan begitu pilu. Arka lalu membiarkan sang Bunda untuk mengeluarkan semua apa yang ada di dalam diri nya agar membuat sang bunda nya itu supaya bisa lebih puas setelah selesai nanti Arka akan mengajak sang bunda untuk duduk di meja makan.     

***     

Dhira sudah sampai di sekolah gadis itu menarik nafasnya begitu dalam dirinya harus menampilkan apapun yang terbaik untuk sekolah dan kelas. Sepanjang perjalanan menuju kelasnya Dhira berusaha untuk menahan semua sikap egois nya hari ini dirinya akan menunjukkan bahwa dia bisa bahagia di atas kebahagiaan orang lain sesuai dengan apa yang diucapkan oleh Arka tadi.     

Sepanjang perjalanan menuju sekolah Dhira sudah berupaya untuk tetap membuat orang orang di sekitar nya tidak mengkhawatirkan dirinya dan juga berusaha untuk tetap terlihat lebih baik dari sebelum nya dan hal itu sudah diterapkan oleh Dhira supaya dirinya bisa menjadi seseorang yang lebih baik.     

"Nah itu dia Dira udah datang," ucap Bagas. Semua mata menuju ke arah Dhira terlihat dengan sangat jelas bahwa seluruh kelas sedang menantikan kehadiran Dhira. Tidak dapat dipungkiri bahwa Dhira hari ini begitu cantik dengan gaun nya meskipun diri nya menggunakan motor Dhira tetap terlihat sopan, ketiga teman nya langsung meminta Dhira untuk bergabung dengan sigap Mira mulai menata rambut Dhira yang yang masih terikat satu.     

"Kita harus sama, karena ini adalah penampilan terbaik kita," ucap Ayu.     

Sejak tadi seorang pria yang seperti biasa hanya diam saja di tempat duduknya sedang memperhatikan semua gerak gerik yang dilakukan oleh Dhira, entah apa yang saat ini dipikirkan oleh Arsen pria itu tiba tiba saja mulai dekat dengan Gaby dan hal itu membuat Gaby semakin begitu bahagia. Gadis itu mulai melupakan bahwa diri nya memiliki seorang adik semua hal yang terjadi pada Gaby tidak pernah lepas dari arsen bahkan untuk menemani Gaby terapi saja saat ini dirinya pergi bersama Arsen.     

"Ya ampun, cantik banget kamu mau di apakan tetap terlihat cantik. Aku suka aku suka," ucap Ayu.     

"Ra … kamu dandan seperti ini terus ya, biar bisa bikin hati Abang Aris berbunga bunga."     

Sontak mendengar hal itu membuat semua orang yang ada di kelas langsung bersorak dengan begitu keras. Sungguh Aria selalu saja bisa membuat mereka semua protes, pandangan mata Dhira tidak sengaja bertemu dengan Arsen. Dan hal itu membuat kedua nya saling memandang satu dengan lain nya namu, Dhira langsung memutuskan pandangan tersebut diri nya tidak ingin di anggap oleh Arsen mempermainkan diri nya.     

Setelah selesai bersiap-siap seluruh kelas berkumpul di lapangan, penampilan demi penampilan telah dilakukan oleh masing masing perwakilan kelas dan tibalah saatnya untuk penampilan dari kelas Dhira.     

"Oke baiklah sepertinya penampilan kali ini begitu spesial ditunggu oleh para pria dan wanita di sekolah kita kira kira apa yang akan ditampilkan oleh dua orang yang begitu menggemaskan baiklah kita sambut inilah dia penampilan dari kelas 11 IPA 1."     

Lampu yang begitu terang sudah diredupkan dan hanya tersisa dari lampu kedua sisi kiri dan kanan dimana Nadhira dan juga Arsen berdiri.     

Alunan musik terdengar sangat jelas membuat siapa saja yang mendengarnya bertepuk tangan dengan begitu gembira penampilan yang dilakukan oleh Dhira dan juga Arsen sangat ditunggu tunggu oleh setiap orang, kedua nya begitu cocok dalam segala hal dan hal itulah yang membuat semua nya begitu mengidolakan Dira dan juga Arsen.     

Kamu pikir aku akan marah     

Kamu pikir aku akan kecewa     

Nyatanya hal itu tidak bisa terjadi semua karena cintaku untukmu     

Kita mungkin tak bisa bersama namun aku tahu jika cinta kita murni adanya     

Kamu adalah hal yang terindah yang Tuhan ciptakan hanya untuk aku     

Semua boleh pergi dariku namun kamu tidak karena hanya kamulah cinta     

Kamu pikir aku kecewa     

Kamu pikir aku kan marah     

Tapi semua itu tak akan pernah bisa terjadi     

Semua orang yang ada di sana begitu menikmati lantunan lagu yang dibawakan oleh Dhira dan juga Arsen bahkan yang biasanya akan terdengar suara ribut kali ini mereka semua begitu menikmati lagu sendu yang mereka bawakan.     

Aku tidak marah     

Aku tidak kecewa     

Semua yang aku lakukan hanya ingin kau bahagia walau bukan dengan aku aku yang hanya bisa membuatmu Kecewa     

Namun satu hal yang harus kamu ingat bahwa diriku akan selalu ada di dalam hatimu mungkin saat ini bukan waktu yang tepat untuk kita bisa bersama seperti yang lain     

Tapi kamu harus ingat apapun yang terjadi bahwa aku akan ada di hatimu semua hal yang terjadi hanya untuk membuat kita bisa bersama atau pergi.     

Lirik lagu yang dinyanyikan oleh Djira dan juga arsen seolah tersirat bahwa saat ini hati mereka sedang merasakan hal yang sama apalagi Dhira yang begitu menghayati lagu sempat menangis mengeluarkan air mata nya. Melihat hal seperti itu membuat semua orang bertepuk tangan mereka selalu mengacungi jempol untuk kapal terbaik tahun ini penampilan Dhira dan juga Arsen begitu memukau semua orang.     

Suara tepukan terdengar dengan sangat nyaring bahkan semua orang berdecak dengan kagum menyaksikan penampilan dua orang yang begitu populer di sekolah. Para pria yang ada disana meneriaki nama Dhira.     

***     

Saat ini Dira dan para teman teman nya sedang berkumpul untuk segera pergi menuju ke tempat makan namun, mereka semua sedang menunggu kedatangan arsen sebelum nya bila sudah mengirimkan pesan singkat kepada kedua orangtuanya untuk pulang lebih terlambat karena akan pergi bersama dengan semua teman teman nya. Tidak berapa lama menunggu kedatangan arsen mereka semua terdiam di tempat nya karena Arsen tidak datang seorang diri pria itu bersama dengan seorang wanita yang begitu dikenal oleh mereka.     

"Gue bawa dia ya nggak ada yang marah kan atau ada yang nggak setuju?" Pertanyaan itu keluar dari mulut Arsen namun semua nya tidak ada yang mengucapkan mengenai ketidak setujuan membawa orang lain setelah sepakat dan terkumpul semua mereka lalu mulai beranjak dari tempat tersebut.     

Dhira yang diboncengi oleh Kafa hanya terdiam, gadis itu hanya sedang memikirkan kan mengenai kondisi Gaby yang saat ini berada ada di luar tanpa menggunakan jaket yang cukup tebal. Dira masih saja mengkhawatirkan gadis itu yang belum tentu juga mengkhawatirkan dirinya.     

Setelah sampai di tempat makan tersebut mereka semua mulai memesan satu persatu makanan yang mereka mau sedangkan Arsen yang duduk terpisah dengan Gaby membuat beberapa orang bertanya tanya nya mengenai kedekatan tersebut bahkan bila yang tidak tahu juga ikut ditanya oleh teman teman nya.     

"Sejak kapan Ra itu si penyakitan deket sama Arsen?" tanya Diandra. Gadis itu seketika langsung mendapatkan tatapan yang begitu tajam dari Mira dan juga Ayu karena menyebutkan sesuatu yang bisa saja membuat Dhira tersinggung dengan apa yang yang disampaikan oleh Diandra.     

"Maaf Ra aku nggak sengaja ngomong kayak gitu seriusan deh," ucap Diandra.     

Dhira hanya tersenyum mendengar ucapan yang disampaikan oleh ketiga sahabat nya wanita itu saja tidak mengerti kenapa dan bagaimana bisa Gaby dan juga Arsan begitu dekat . Dhira yang tidak mau berlama lama memikirkan hal yang membuat nya tidak tenang lalu mulai mengajak ketiga sahabat nya itu untuk berbincang bincang mengenai banyak hal.     

"Tapi Ra kamu baik baik aja kan maksud nya kamu enggak sakit hati atau kecewa kan sama Arsen?" tanya Mira.     

Dhira tahu kemana jalan pertanyaan yang dimaksud oleh Mira. Gadis itu menjawab dengan gelengan kepala karena apa pun yang terjadi dengan Arsen dan Gaby jika membuat sang kakak bahagia maka diri nya akan jauh bahagia.     

Bagas dan Aris mulai menyampaikan beberapa leluconnya tempat makan yang memang sudah di sewa oleh mereka membuat tempat tersebut begitu ricuh dengan semua orang yang ada didalam nya. Malam ini begitu indah bagi mereka semua apalagi dengan sangat jelas penampilan yang dilakukan oleh Dhira dan juga Arsen tadi begitu diapresiasi oleh semua pihak bahkan seluruh guru mengacungi mereka dengan jempol dan mengucapkan selamat untuk penampilan yang begitu luar biasa.     

"Dhira!!" panggil seseorang.     

Mendengar panggilan tersebut sontak saja membuat semua orang yang ada disana menoleh ke arah belakang terdapat seorang pria dengan perawakan yang begitu tinggi dan dan sangat menawan membuat beberapa orang wanita yang ada disana terpesona dengan penampilan orang tersebut.     

Sedangkan Dhira sedikit bingung dengan orang yang ada di depannya saat ini karena Dhira tidak mengenal orang tersebut. Bukan tidak mengenal tapi dia lupa dengan sosok yang saat ini berdiri dengan senyum yang begitu mengembang bahkan mampu membuat para teman wanitanya menatap ke arah orang tersebut dengan tatapan penuh kagum.     

##     

Selamat membaca dan terima kasih     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.